Bunyi
gesekan antara rambut dengan handuk terdengar meramaikan telingaku. Racikan
antara tepung, telur, air, kopi, serta susu melebur menjadi satu, menciptakan
aroma tersendiri di tubuhku. Selalu saja mereka yang tersayang memiliki cara
tersendiri untuk mengejutkanku di hari istimewa ini. Membuatku harus mandi dua
kali lebih lama dari biasanya.
Aku
masih mengeringkan rambut ketika aku melihat bayangan sosok pemuda terpantul
dari cermin di hadapanku. Tangannya terlihat sedang memegang kue tart kecil
dengan sebuah lilin panjang di atasnya. Sebuah bagian yang aku sukai di hari
istimewaku.
Aku terus memperhatikan sosok
pemuda yang berjalan ke arahku, membuat jarak kami semakin menipis. Aku
menggelengkan kepalaku. Wajah asia itu. Tidak mungkin…
Mataku tetap menatap cermin hingga
pemuda itu berada tepat di belakangku.
“Selamat
ulangtahun, sayang. Aku mencintaimu,” bisiknya tepat di telingaku. Napas
khasnya terasa begitu nyata di telingaku.
“Rama,”
bisikku lirih.
Aku
buru-buru memutar badanku, berharap dapat melihatnya, namun pada kenyataannya
hanya nihil yang aku dapat.
Seketika
butiran bening terjatuh dari mataku. Ia terus mengalir hingga ia membuat sebuah
sentuhan lembut di pipiku.
“Walaupun
alam kita telah berbeda, namun kita masih tetap dapat saling mencintai.
Bukankah begitu, Rama?” bibirku membuat sebuah tarikan kecil. “Terimakasih
sayang. Terimakasih telah hadir di hari spesialku.”
With love,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar