Aku Harap, Kau pun Sama Sepertiku


                Aku melirikmu dari balik pintu kaca kelasku. Dari sini aku melihatmu berjalan tergesa-gesa, sepertinya akan menuju toilet yang terletak persis di depan XI IA 4. Pandangan mataku terus mengikuti gerak tubuhmu hingga kau menghilang di sudut koridor XI IA 3. Senyum sontak merekah dari bibirku. Pemuda yang ingin kulihat wajahnya baru saja menghembuskan angin sejuk akibat kaki yang baru saja ia langkahkan di sepanjang koridor depan kelasku. Manis, bisikku dalam hati tepat setelah bayangmu ikut menghilang bersama jejak langkahmu.
                Bagai bulan yang tak pernah bosan melihat bintang, mata ini tak pernah bosan melihatmu. Pikiran ini tak pernah lelah memikirkan dirimu.
                Sesekali, mataku mencuri pandang menembus jendela kelas, berarap kau cepat kembali dari balik sana. Walau pun aku dapat mengira ke mana kau pergi, aku tetap tak tahu pasti ke mana kau mengajak langkahmu. Yang aku tahu pasti, langkahmu pasti akan membawamu pulang melewati depan kelasku, seperti saat kau akan pergi tadi.
                Ingin rasanya aku meminta ijin pada guru mata pelajaranku saat itu, entah ijin untuk pergi ke toilet, atau hanya sekedar ijin untuk membuang sampah. Aku ingin melakukannya. Aku ingin agar aku dapat berpapasan denganmu. Kalau pun tak bisa, minimal aku dapat melihatmu berjalan menuju koridor depan kelasku sepulangmu nanti. Disamping itu, aku pun ingin agar kau melihatku, paling tidak mungkin kau nanti akan melirik siapa gadis berjilbab di depanmu.
                Aku kemudian menghembuskan napas. Mana mungkin kau melirikku. Sejak kelas X, kita tidak berada dalam satu kelas. Walau pun kita satu ekstrakulikuler, kau dan aku tak saling kenal. Kita pun jarang bertemu. Mungkin, peluang kau akan melirikku hanya tersedia 1%.
                Aku kembali menghembuskan napas panjang sambil kembali melirik menembus jendela, berharap kau telah…
                “Aaahh…!” jeritku dalam hati kala melihat bayangmu muncul melalui koridor sudut kelas XI IA 4. Senyumku kembali merekah. Akhirnya kau kembali.
               Aku kembali mengikuti langkahmu tanpa rasa bosan, maupun lelah. Dalam hati aku berdo’a agar suatu saat kau pun mampu melihatku, sama seperti aku yang saat ini melihatmu. 



With love, 
 

1 komentar:

  1. hahahaha walaupun kau pakai anti copy tp liat deh bisa gue copy juga kan,lihat di blog q,di label cerpen

    BalasHapus