Tuhan, Tolong...


Deg!

Aku melihatmu, berjalan mendekat ke arahku. Parasmu yang manis, serta senyummu yang menawan membuat dada ini selalu berdebar kala kumelihatmu.

Detik demi detik berlalu. Jarak antara aku dan kau kini kian dekat. Dada ini kian berdebar, semakin dekat semakin kencang.

Ada dorongan kuat dalam tubuhku untuk menyapamu kala jarak kita hanya tersisa beberapa meter. Dadaku seakan meninggi, semakin kuat mendorongku untuk menyapamu.

Aku membuka mulut, mencoba menyebut namamu.

Ehm!

Aku berdeham, mencoba membetulkan suara yang tak mau keluar dari mulut ini.

Ehm!

Sekali lagi aku membetulkan posisi suaraku yang sedang tak beres. Mengapa di saat seperti ini ia mogok keluar? Mengapa di saat yang penting ini pita suaraku serasa tercekik oleh batu besar, sedangkan hatiku malah sebaliknya? Berdebar kencang tak karuan.

Tuhan, bagiku sekarang adalah saat yang tepat untukku memulai bicara padanya. Namun mengapa Engkau tak mengijinkan pita suara ini bekerja seperti waktu yang t’lah lalu? Tuhan, tolong buat aku dan dia dapat saling mengenal satu sama lain. Bila Engkau tak setuju, setidaknya berikan satu kedipan matanya untukku agar ia melihatku. 



With love,
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar